Tak banyak yang dapat dilakukan ketika musim hujan datang dipastikan kiriman air dari beberapa desa akan melintasi didesaku, hal ini sudah menjadi tradisi tahunan.
Air mengalir melintasi sungai-sungai di sepanjang desa meskipun alur perlintasan air itu tak di ketahui berapa panjangnya. andaikan sungai tersebut seperti Jalan Raya mungkin akan terdengar nama baru ada Sungai Nasional, Sungai Propinsi, Sungai Kabupaten Sungai Kecamatan, dan Sungai Desa sehingga pengelolaannya mungkin bisa saja menjadi lebih baik. Namun untuk nama sungai tersebut mungkin menjadi hal yang aneh pada lingkungan warga desa karena selama ini belum pernah ada, yang paling penting adalah kesadaran warga dibangun sehingga mereka menyadari kalau banjir terjadi pada musim hujan hehehe....
Dampak lingkungan akibat banjir di desaku diantaranya lahan pertanian disekitar sungai, terhambatnya lalulintas transportasi dan pada anak-anak sebagai siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) harus dibantu menyeberangi derasnya air yang tumpah kejalan. Memang hal demikian tidak terjadi setiap hari dimusim penghujan, deras dan tidaknya air hujan juga menjadi peran penentu terjadinya banjir.
Coba lihat tiang listrik sudah semakin miring saja padahal informasi tersebut sudah disampaikan kepada Pemerintah Desa untuk disampaikan kepada AHLInya tetapi gimana lagi sampai sekarang belum juga dibenerin. Kadang was-was juga melewati jalan di desaku ini, kalau tiba-tiba "BLEG" roboh, wah... bahaya juga. Warga hanya bisa berdo'a jangan sampai ada korban yang kejatuhan tiang listrik itu,
Yang paling penting siaga menghadapi banjir menjelang musim hujan lebih baik "sedia payung sebelum hujan" begitulah kiranya kata-kata bijak yang sering kita dengar.
0 comments:
Post a Comment