Ku berjalan terus tanpa henti

Kita pernah merencanakan segalanya. Menjadikan kepala kita penuh dengan kata-kata. Mengisi dada kita dengan doa-doa. Saat itu kita masih saling ingin memperjuangan sesuatu yang disebut cinta. Kita masih percaya bahwa rindu adalah hadiah. Dan sendu hanyalah rintik-rintik hujan. Sesuatu yang bisa teduh di akhir waktu, dan kita selalu percaya, pasti ada indah.

Apa pun kita sanggupi. Kita yakin, bahkan teramat yakin bisa sampai dengan selamat. Dengan segala hal yang kita ikat. Kita percaya, kita pasti bahagia berdua. Menuju ujung yang kita sebut masa depan, lalu menetapkannya menjadi tujuan. Tanpa pernah berpikir berhenti, tanpa pernah ingin berbalik kembali ke belakang.

Namun sesuatu terjadi. Ada yang kita lupakan selama ini. Kita hanya manusia. Kita hanya bisa berencana. Kita hanya bisa berambisi. Kita lupa, untuk sampai kita tak bisa hanya berdua. Ada yang Mahakuasa penentu segalanya. Ada Mahakuat yang menetapkan sebuah cerita. Dan barangkali, saat ini kisah kita hanya ditentukan sampai di sini. Kita harus kembali pulang, ke rumah masing-masing. Menentukan pilihan lagi. Membuat rencana lagi. Tentu tidak lagi berdua.

Kita harus membangun semuanya. Bangkit lagi, sendiri-sendiri.

Namun kau harus yakin. Ada sesuatu yang telah direncanakan. Hal lain yang tentu akan lebih indah. Kita hanya perlu bangkit lagi. Berjalan lagi. Menetapkan tujuan lagi. Mungkin sendiri-sendiri. Atau mungkin saja tetap berdua. Namun dengan orang yang berbeda. Kau dengan seseorang yang lain. Aku pun begitu. Walau demikian, percayalah, apa yang pernah kita lalui, kita yakini, tak pernah menjadi sia-sia. Kita hanya perlu berlapang dada, bahwa tak semua rencana terwujud sesuai harap kita.

rasalelaki.blogspot.com

Semangat Bersama Jomblo

Siang hari ini menggenangkan kenangan di halaman itu. Panasnya terasa hingga ketubuhku. Aku memeluk erat genggaman udara yang terasa hampa. Ini adalah siang yang membuatku bahagia entah kenapa semangat kami menjadi empat lima. perjalanan penuh dengan perjuangan. 

Siang hari ini membuat aku dan temanku tetap semangat meskipun harus berjalan kurang lebih 3 Km dengan medan yang lumayan menantang, Saat suaramu mengatakan ucapan selamat siang dan menyeduhkan segelas rindu untuk mengobati hausnya diri ini selama perjalanan.

Menyusuri saluran irigasi embomerto yang didampingi oleh warga setempat membuat rasa jomblo aku terobati saat itu hilang rasa untuk memirkan seorang pasangan, mungkin rasa itu luntur dan keluar bersama keringat yang ada ditubuh ini.

Kamera saku yang mengabadikan kejadian itu meski aku hanya menjadi fotografer sesaat tapi kenangan siang hari itu tak terlupakan sampai kapanpun. setelah 2,5 jam menyusuri saluran irigasi embomerto selesai juga tugas pada siang hari ini, dan aku teringat kembali ternyata aku ini memang jomblo yang harus mencari pasangan hidup. :D

Pertama bisa foto sama jomblo cantik

Baru kali ini dapat kesempatan bisa foto bareng dengan yang namanya perempuan, padahal si perempuan sudah mau mepet ke arah ku tapi... eh... di pegangin gak boleh nempel dikit.. aja.....  ya udahlah yang penting bisa foto bareng aja biar si jomblo gak penasaran. masa udah gede gak pernah foto bareng jomblo cantik....  seringnya foto sama jomblo ganteng...

Berlari Mengejar Impian

Aku menemukanmu yang sedang patah hati. Sebenarnya pada saat itu aku juga sedang patah hati. Lalu kita sepakat –dengan perasaan senasib- memilih untuk bersama. Pacaran, istilah yang orang-orang sebut. Meski aku lebih suka menyebutnya dengan kekasih. Sepasang kekasih.

Kita bahagia? Tentu! Setidaknya pada bulan-bulan pertama.

Saat itu aku percaya. Bahwa cinta memang datang pada dua orang yang memiliki kesamaan. Banyak hal yang kita rasa sama. Kita sama-sama mencari sosok penyembuh. Kita sama-sama mencari orang yang lelah merasakan patah hati. Dan terlebih yang membuat kita semakin yakin, kita merasa memiliki nasib yang sama. Dua orang yang patah hati. Terdengar menyedihkan memang. Tapi saat itu kita bahagia. Kita merasa saling membutuhkan.

Namun waktu terus berlalu. Luka di dadamu perlahan sembuh. Aku pun merasa kembali utuh. Aku masih bahagia bisa menjadi kekasihmu. Bertukar kasih berbagi rindu. Namun beberapa hari terakhir aku merasa ada yang lain. Kau ternyata tak seperti dulu lagi. Kita sekarang tak senasib lagi, katamu.

“Ternyata, aku tidak mencintaimu. Aku hanya butuh seseorang saat aku rapuh.” Kau mengatakan dengan raut wajah seolah merasa bersalah.

Sejak saat itu aku sadar. Kesamaan memang tidak selalu bisa menyatukan. Kau ternyata tidak butuh teman senasib. Kau hanya butuh penyembuh agar kau kembali utuh. Kau hanya butuh pelarian agar kau kembali bisa berlari mengejar impian.

rasalelaki.blogspot.com